Tak banyak yang tahu. Bahwa bagi Andi Mappamiring Parenta, menjadi guru besar alias profesor ilmu manajemen adalah surprise. Pasalnya, dalam keluarganya yang berlatar belakang petani, pencapaian akademis setinggi itu menjadi spesial.
Ayah Andi Mappa- begitu ia akrab disapa- Andi Parenta, (almarhum), memang seorang petani. Ibu Saldi, Andi Koneng, ibu rumah tangga. Pasangan yang tinggal di Palattae, Bone Selatan, Sulawesi Selatan, itu punya 6 anak. Andi Mappa anak ketiga. Lahir dari keluarga sederhana, 5 Januati 1956, Andi Mappa beruntung bisa mengecap pendidikan. Itu pun harus dijalani dengan penuh perjuangan.
Ia kuliah dan meraih sarjana pada jurusan Ekonomi Perusahaan di IKIP Ujungpandang (kini berubah nama Universtas Negeri Makassar (UNM). Harapan orang tua agar sang anak jadi guru. Profesi yang banyak jadi pilihan warga di kampungnya, selain tentara.
Pada masa itu, Andi Mappa sudah harus berjibaku kuliah sambil kerja. Dia nyambi bekerja pada perusahaan ekspedisi dan pelayaran, tak jauh dari pelabuhan Makassar. Pada akhir pekan, saat rindu orang tua, dia bergegas melaju dengan bus umum dari Makassar ke Bone yang ditempuh ratusan kilometer. Selain hidup berhemat, hasil dari kerja nyambi dia sisihkan untuk biaya kuliah. “Alhamdulilah bisa meringankan beban orang tua di kampung,” kisahnya.
Untunglah, meskipun kuliah sambil kerja dilakoninya, prestasi akademik Andi Mappa tak jeblok, tapi terbilang bagus. Bahkan tawaran beasiswa berdatangan. Dia lulus dengan gelar doktorandus. Pilihan ilmu manajemen membuatnya jatuh cinta. Selain para ahli manajemen masih terbatas, jurusan ini memberinya kesempatan dan peluang untuk mengembangkan potensi dan pemikirannya.
Pada tahun 1983, Andi Mappa yang rajin membaca buku dan aktif mengikuti praktisi bisnis ini diterima sebagai dosen tetap (DPK) pada Kopertis/LLDIKTI IX yang ditugaskan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIEM) Bongaya Makassar. Gelar magister manajemen agribisnis dari Universitas Hasanuddin (Unhas) pun kemudian diraihnya hingga jenjang doktor (S3) manajemen SDM dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. “Insya Allah saya lanjut sampai jenjang guru besar,” tekadnya saat itu.
Tak lama setelah lulus, Andi Mappa kini menjadi professor ilmu manajemen. Menyusul keluarnya SK Mendikbud Ristek RI No.26374/MPK.A/KP.05.01/2022 yang diteken Nadiem Makarim. Bahkan sosok Prof Dr Andi Mappamiring, M.Si mencetak sejarah guru besar dosen dengan status Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) di lingkungan LLDIKTI IX. Hal tersebut diungkapkan Kepala LLDIKTI IX Sultanbatara, Drs Andi Lukman, M.Si di ruang kerjanya, saat menerima silaturrahim Ketua STIM Bongaya Makassar, Prof Dr Andi Mappamiring, M.Si, Rabu (27/04/2022).
Dimata Andi Lukman, suami Andi Bachrini ini termasuk dosen yang sabar dan tegar menjalani proses pengurusan jabatan fungsional Guru Besar dalam rentang waktu lama sampai memasuki masa pensiun. Status dosen NIDK di Kantor LLDIKTI IX , bersama Prof Poppy, Prof Mappamiring jadi pelopor dan pemecah telur yang mampu meraih jabatan fungsional tertinggi dan puncak selaku Profesor.
Pencapaian akademik ayah empat putera dan enam cucu ini, tak sekedar mewujudkan impian orang tuanya sebagai “guru”, tapi melampaui ekspektasi mereka dengan menjadi: “mahaguru”!
Lalu, apa yang dilakukannya dengan gelar profesor itu? ”Saya ingin mendorong transformasi dan penguatan sumber daya generasi baru di era digitalisasi,” ujarnya. (RM)