Jakarta – Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang ceria dan banyak bicara, namun ada juga yang pendiam. Mungkin sebagian orang tua cemas melihat anaknya pendiam, karena cenderung lebih sulit diajak berkomunikasi. Bahkan kadang tersimpan kekhawatiran anak pendiam bakal bermasalah.

“Anak pendiam tidak selalu bermasalah. Dia bisa saja bertemperamen tenang, atau dengan istilah lain dikatakan introverted. Lebih banyak merenung dan merasakan, membaca situasi, dan tenang dalam berespons,” tutur psikolog klinis dan psikoterapis, Henny Wirawan, seperti dirilis detikHealth.

Disampaikan juga oleh Henny, bahwa anak seperti ini akan menghayati kondisi dan situasi di sekitarnya dulu baru memutuskan untuk berkata-kata atau bertindak. Anak pendiam biasanya memilih untuk menjadi observer terlebih dahulu.

Anak pendiam bisa jadi juga karena takut dan malu, sehingga ia memilih untuk tidak bicara atau tidak berbuat ketimbang disalahkan. Ditegaskan kembali oleh Henny bahwa anak pendiam sebenarnya tidak masalah, jika dia mampu mengikuti pelajaran dan mampu berteman. Walaupun kecenderungannya anak pendiam tidak memiliki banyak teman.

Namun, kalau sampai tidak berbuat apa-apa di kelas, tidak mempunyai teman, merasa ketakutan dan cemas, barulah hal itu menjadi masalah yang perlu ditangani.

Apakah anak yang pendiam disebabkan si anak takut menyampaikan hal yang salah dan takut dimarahi oleh guru? “Bisa jadi demikian, dan mungkin saja karena rasa percaya diri yang kurang memadai (alias kurang percaya diri). Atau, mungkin juga karena belajar dari pengalaman masa lalu yaitu ketika ia berpendapat maka ia mendapatkan tentangan, celaan, atau ditertawakan,” tutup Henny. (*)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here