Usaha kuliner tidak akan pernah mati ditelan waktu. Sebab, sampai kapan pun orang pasti butuh makan. Baik itu masyarakat biasa, maupun konglomerat pasti membutuhkan makan. Untuk memanjakan perut tersebut diperlukan inovasi dalam berbisnis kuliner. Terlebih, jika bisnis ini dibalut ide-ide unik. Tentu akan mendatangkan keuntungan yang menggiurkan.
Bingung ingin membuka usaha kuliner, dan merasa membutuhkan pengusaha sukses dari bisnis kuliner? Lima orang pengusaha inilah mungkin dapat memberikan dorongan dan motivasi agar Anda mampu meraih sukses yang sama dengan mereka.
- Rangga Umara
Sejatinya, Rangga Umara tidak memiliki mimpi menjadi orang sukses dari usaha kuliner. Berawal dari gambaran ketakutan membayangkan istrinya diusir karena tidak mampu membayar kontrakan. Maka, dengan modal Rp 3 juta, Rangga membuka bisnis kuliner. Tetapi, dia sadar betul, pemain di bidang menu jumlahnya banyak. Sehingga bakal mengalami kesulitan, jika tidak memiliki keunikan atau spesifikasi.
Pria 30-an tahun ini kemudian mencoba membuka usaha pecel lele. Dia mengemas makanan ini menjadi lebih moderen. Namanya Pecel Lele Lele. Brand ini merupakan singkatan dari “Lele Lebih Laku”. Ide unik ini ternyata tidak sia-sia. Padahal, bahan baku utama adalah ikan licin. Karena makanan desa ini mulai disukai banyak orang, sehingga mendatangkan keuntungan berlipat. Kini, usaha yang dirintis sejak tahun 2006 tersebut sudah memiliki 50 outlet tersebar diberbagai kota besar di Indonesia. Sosok lelaki yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini, mampu meraup omzet miliaran rupiah perbulan. Tidak hanya itu, Rangga mulai membuka peluang di negara tetangga. Malaysia dan Singapura.
Menu pecel lele di pinggir jalan pun menurutnya, tak setinggi ayam goreng. Penyebab orang tak suka lele menurutnya, karena tampilan yang kurang menarik . Lainnya, karena asal-usul makanan lele. Hingga akhirnya, dia mencoba berinovasi dengan ikan lele dengan menyajikannya secara berbeda. Diantaranya membuat fillet lele dengan saus kreasinya.
- Riezka Rahmatiana
Orangnya masih muda. Perempuan kelahiran, 26 Maret 1986 asal Mataram, Nusa Tenggara Barat ini mendirikan bisnis Pisang Ijo. Berangkat dari kecintaannya terhadap makanan khas Makasar tersebut, Riezka mendirikan waralaba dengan brand JustMine. Artinya bunga melati.
Bedanya, Pisang Ijo yang ada di JustMine dengan lainnya, terletak pada varian menu yang beragam. Kini Riezka mampu menghabiskan 500 porsi Pisang Ijo setiap harinya dari satu outlet. Sebelum menjadi seorang wirausaha, butuh perjuangan ekstra keras untuk mendapatkan kesuksesan. Riezka Rahmatiana, pemilik usaha Justmine Pisang Ijo, termasuk salah satu perempuan yang mengalami jatuh bangun dalam mencapai kesuksesannya.
Dia mengakui, mengawali bisnis pisang ijo dengan modal Rp150.000. Modal itu digunakan untuk membeli bahan baku. Dia mencari resep pisang ijo yang paling cocok dengannya, termasuk belajar langsung dari pemilik restoran Makassar.
Sebelum sukses, Riezka sempat mengalami kegagalan dalam berbagai bisnis seperti bisnis kafe, booth makanan, network marketing, dan membuatnya terlilit banyak utang. Dia juga pernah menggeluti usaha MLM dan penjual pulsa. Tapi berbekal kemauan yang kuat, dia mampu menjadi pengusaha muda yang dikenal banyak orang.
- Victor Giovan Raihan
Pengusaha makanan ini boleh dibilang muda terkaya. Pasalnya, diusia 19 tahun, pria yang akrab disapa Giovan ini mampu meraup untung puluhan juta rupiah. Hebatnya lagi, saat menjalankan bisnisnya masih berstatus pelajar di SMA Negeri 1 Kepanjen. Bisnis aneka minuman cepat saji itu kian mengalir. Mulai mengusung merek pribadi hingga waralaba (franchise).
Teh Kempot, hasil ciptaan Giovan adalah minuman cepat saji yang terbuat dari susu, cincau, buah dan sinom. Dari bahan-bahan itulah yang akhirnya tercipta teh yogurt yang diminati banyak orang. Kini Giovan sudah menjalankan 11 outlet dan 17 outlet yang dikelola mitranya.
Modal awalnya Rp 3 juta dengan meminjam dari orangtua, pada 2010 silam. Saat ini per outlet paling apes menghasilkan Rp2 juta per bulan. Outlet lainnya lebih ramai. Per kemasan atau segelas teh yoghurt ukuran 250 ml, harganya Rp 2.000 hingga Rp2.500. Jumlah karyawan yang bekerja padanya kini tak kurang dari 50 orang, termasuk untuk outlet bakso dan teh yoghurt.
- Reza Murhaliman
Pria yang setelah lulus dari SMA hanya bekerja serabutan ini, kini mampu menjadi mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha Bandung. Dia membiaya kuliahnya dnegan hasil keringat sendiri. Reza mampu membiayai kuliah, setelah membuka usaha kripik pedas dengan brand “Maicih”. Awal mula bisnisnya dimulai dari pertemuannya dengan seorang nenek yang memiliki resep membuat kripik pedas.
Dari sana, Reza mencoba memasarkan kripik pedas dengan beberapa level, dengan cara unik. Keripik Maicih tidak memiliki toko dan cara berjualannya berpindah-pindah. Tempat jualan setiap hari akan diumumkan di akun media sosial Twitter. Dengan trik unik ini, Reza mampu meraup keuntungan miliaran rupih perbulannya.
- Rizka Wahyu Romadhona
Kegagalan tak menyurutkan semangatnya terus menggeluti dunia usaha. Kini, setelah kembali bangkit, dia panen sebagai pengusaha oleh-oleh khas Bogor. Lapis Sangkuriang. Kuliner berbahan talas ini mencatat omzet hingga miliaran rupiah setiap bulan.
Gerai Lapis Sangkuriang yang terletak di Jalan Pajajaran, Bogor, tak pernah sepi. Hampir sepanjang waktu, pengunjung menjejali gerai yang menjual kue lapis. Lantaran banyak orang memburu oleh-oleh ini, Rizka Wahyu Romadhona, menerapkan sistem antrean bagi para konsumen. Dia juga membatasi pembelian hanya tiga kotak roti bagi setiap transaksi. Dalam sehari, tak kurang dari 3.900 kotak Lapis Sangkuriang terjual.
Usaha Pemenang I Lomba Wanita Wirausaha Mandiri Femina 2013 ini patut mengundang decak kagum. Maklum, perempuan asal Surabaya itu belum lama menjalani usaha ini. Baru empat tahun silam. Sebelumnya, alumni Teknik Informatika, Institut Teknologi Surabaya ini pernah mengalami kegagalan berdagang bakso. Sebelum memilih menjadi pengusaha bakso, dia pernah menjadi karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi.
Kesuksesan kelima pengusaha kuliner di atas, tidak datang dengan mudah. Ada perjuangan berat, jatuh bangun membangun usaha itu sebelum kesuksesan itu diraih. (mmc)