Beranda Berita Ali Holle, Mantan Abang Becak Wisudawan terbaik S2 UIM Makassar

Ali Holle, Mantan Abang Becak Wisudawan terbaik S2 UIM Makassar

0
2417
Ali Hole batik

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Tahun 2014 lalu, Raeni– mahasiswi lulusan Universitas Negeri Semarang (Unnes), sukses menginspirasi jagad tanah air. Raeni, mencuri perhatian publik, saat ke tempat wisuda bersama sang ayah, Mugiyono, dengan menaiki becak. Kisah Raeni tentu saja sangat inspiratif. Karena, sekalipun berlatar belakang sederhana, namun, bukanlah menjadi penghalang meraih pendidikan tinggi, S1, S2, maupun S3 dengan predikat terbaik.

Kisah Raeni, yang ayahnya seorang tukang becak dari Kendal, Jawa Tengah, sukses meraih predikat lulusan terbaik Pendidikan Akutansi, Fakultas Ekonomi, Unnes, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96 ternyata tidak sendirian. Di akhir tahun 2020, tepatnya Senin 21 Desember, kisah itu terulang, di kampus Universitas Islam Makassar (UIM). Dia adalah Ali Holle.

Bungsu dari dua bersaudara, pasangan Yusuf Holle dan Apia Tuhewayo (Almarhumah tahun 2000) ini lahir dari keluarga sederhana. Sekalipun demikian, tidak membuatnya patah semangat. Malah, bujangan asal Desa Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, kelahiran Desa Moso, Kecamatan Tihoru juga di Maluku Tengah, 11 Mei 1993 itu memiliki prestasi membangggakan. Dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik Magister Pendidikan (M.Pd), Program  Pascasarjana UIM. Ali mengantongi IPK 3,94.

“Dari 10 wisudawan terbaik, lima di antaranya orangtuanya petani, lima lainnya orangtuanya wiraswasta.  Sementara 1 wisudawan terbaik dari Pascasarjana adalah, Muhammad Ali Holle. Dia merupakan anak tukang becak, yakni Yusuf Holle dari Kota Masohi Maluku Tengah,” demikian Rektor UIM, Dr.Ir.Hj.Majda MZ Agus,M.Si. Tepuk riuh wisudawan dan orang tua menggema di lokasi wisuda, Hotel Dalton Makassar.

“Ini luar biasa dan membanggakan, sekaligus mengharukan kami. Hal ini juga menunjukan UIM telah menjadi wadah berkembangnya potensi-potensi terbaik, meski berlatar belakang dari kampung dan anak petani,” tambah istri mantan Wakil Gubernur Sulsel, Ir.H.Agus Arifin Nu’mang,Ms itu.

Kepada Inspirasi, usai diwisuda, Ali Holle mengisahkan perjalanan hidupnya, meski sesekali menunduk untuk menyeka air mata. Saat menjadi mahasiswa Strata 1, dia pernah mengayuh becak di sela-sela waktu luangnya. Itu dilakukan, karena dirinya tidak mau melihat sang ayah yang saban hari berjibaku dengan pekerjaan siang malam, hujan, panas sebagai abang becak—sebutan untuk pengayun becak.

“Jadi, bukan saja bapak, tetapi, saya juga pernah menjadi tukang becak. Bagi kami, pekerjaan apapun itu yang penting halal, akan kami lakukan,” ujarnya.

Perjalanan akademik Ali—sapaan akrab lelaki yang akan mengakhiri masa lajang pada 27 Desember 2020 dengan gadis pujaan hatinya ini, dimulai dari SDN Moso di Kecamatan Tehoru pada 1999-2004. Tahun 2005 dia pindah ke SDN Sepa, Kecamatan Amahei hingga lulus. Masuk SMP Al-Hilaal Telutih Baru, Kecamatan Tehoru tahun 2006-2009, kemudian melanjutkan ke SMA Muhammadiyah Masohi 2009.

 Lulus tahun 2011, Ali sempat berdiam diri di rumah. Sesekali, dia meyakini ayahnya untuk melanjutkan kuliah. Hanya saja, masih tersendat, lantaran pendapatan sang ayah yang hanya pendayun becak. Selain kecil, juga tidak menentu. Sekalipun demikian, Ali terus berkeinginan melanjutkan kuliah, seperti kebanyakan rekannya.

Baginya, pendidikan tinggi bukan semata-mata berakhir dengan finansial yang stabil. Termasuk berkeyakinan, jika sekolah setinggi tingginya kelak akan merubah, sekaligus menjadi bekal menghadapi tantangan di masa depan.

Dia kemudian berketetapan hati melanjutkan pendidikan tinggi. Dia tidak mau langkahnya terhenti setelah tamat SMA. Makanya, agar biaya tidak terlalu besar, dia menjatuhkan pilihan ke perguruan tinggi yang ada di tempat tinggalnya di Masohi—ibukota Maluku Tengah. Pilihannya ke Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Said Perintah.

 Dalam perjalanan kuliah, dia tidak malu untuk mencari tambahan uang kuliah. Salah satu jalan adalah, mengayuh becak, seperti ayahnya, pada 2013. Dengan  ketekunan dan kesabaran, Ali menyelesaikan, sekaligus mewujudkan salah satu impiannya di kampus yang menggunakan nama tokoh kharismatik dalam perang Pattimura 1817 melawan Belanda di Saparua, Said Perintah. Ali menyelesaikan kuliahnya dengan prestasi memuaskan, pada 2015.

 Karena memiliki kemampuan diatas rata rata mahasiswa STAI Said Perintah ketika itu, pihak kampus  menangkap peluang untuk memperdayakan alumni berprestasi. Ali kemudian mendapat kesempatan mengabdi di almamaternya, sebagai staf.

Tahun 2018, ibu tirinya meninggal, bersamaan dengan diizinkannya kuliah Pascasarjana oleh Ketua STAI Said Perintah, sekaligus Ketua DPC NU Maluku Tengah, Dr. H. Djar Wattiheluw, M.Si, MH.

Dia menangkap peluang tersebut, sekaligus memanfaatkannya dengan baik. Dengan niat dan komitmen untuk berhasil, maka segala keterbatasan yang dipunyai menjadi semangat untuk menuntaskan pendidikan S2. Dia memilih UIM Makassar.

Untuk menyelesaikan studi di kampus yang awalnya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali Ujungpandang itu, dirinya mengangkat judul disertasi “Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia bagi tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Al-Hilaal Tehoru Kabupaten Maluku Tengah”.

Ali Holle mengakhiri pernyataanya dengan mengatakan, tekad dan semangat mengikuti pendidikan, tidak lain untuk mengangkat martabat keluarga.

“Untuk mengangkat martabat keluarga, maka saya menjawabnya dengan prestasi. Dan, setelah diwusuda hari ini, saya cukup bahagia, karena perjuangan dan cita-cita meraih strata dua ini bisa terwujud. Harapan saya semoga  masih ada jalan tuhan, dan semoga pula tuhan memberi sumber rezeki lain kiranya bisa mengikuti jenjang doktoral,” harapnya.

Seperti diketahui, Ali selain pernah menjadi Guru Honorer Tahun 2016 di SMA Muhammadiyah Masohi, dengan mata ajaran TIK untuk siswa kelas XI dan XII, juga menjadi guru mengaji di TPQ Ummul Qur’an Masohi, tahun 2015.

Selain itu terlibat di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, menjadi Ketua dan Kordinator lomba qasida dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sejak tahun 2012 hingga 2019. Aktif diberbagai organisasi kemahasiswa, di Satuan Resimen Mahasiswa (MENWA) Said Perintah 010 Binaya tahun 2013 dengan jabatan KASI OPS. Mendirikan Mapala dan manjadi Sekertaris Umum sejak tahun 2013 dan 2015. Sekarang menjadi Pembina Pramuka Racana Said Perintah.Terlibat dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia dan menjadi Sekertaris Pengurus Komisariat Said perintah 2013-2014.

Menjadi Ketua Umum HMJ MPI sejak tahun 2012-2014. Pernah menjadi narasumber di berbagai kegiatan. Narasumber relasi Islam dan Kristen di Timur Indonesia yan g di selenggarakan oleh Mahasiswa Ushuluddin UIN Alaudin Makassar 2019, narasumber membentuk generasi muslim milenial Remaja Mesjid Muhajirin Lesane tahun 2020. Pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Siri Sori Islam (IPPMASSI) Maluku Tengah tahun 2017-2018. (din pattisahusiwa)

Berita sebelumyaPersonil Tanggap Bencana Gabungan Selayar Monitoring Potensi Banjir Rob
Berita berikutnyaPengurus Pusat FOKSI Indonesia Resmi Dilantik
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here