Beranda Berita Pemda Tegaskan, Akan Cabut Izin Pangkalan Nakal di Selayar

Pemda Tegaskan, Akan Cabut Izin Pangkalan Nakal di Selayar

0
3

Kepulauan Selayar, Inspirasimakassar.id:
Mahalnya harga Tabung Gas LPG 3 kg yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat dalam dua pekan terakhir telah menuai sorotan kecaman khususnya di dua wilayah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Dua kecamatan itu adalah Taka Bonerate dan Pasi’lambena. Pasalnya harga tabung melon tiba-tiba melonjak drastis dan menembus angka Rp 50.000 per tabung. 

 Akan tetapi lonjakan ini sudah memperoleh tanggapan dan reaksi keras dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Betapa tidak, harga tabung melon di dalam Kawasan Taman Nasional Laut Taka Bonerate yang meliputi Desa Latondu, Rajuni, Tarupa, Tambuna dan Pasitallu bahkan di Pulau Kalao Toa, itu tembus Rp 50.000,00 sedangkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax Rp 20.000,00 per liter. 

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Daerah, Mursalim, S.Sos, M.M menegaskan bahwa hanya ada 3 agen resmi didaerah ini untuk tabung gas elpiji 3 kg. Yakni Haryanto pemilik Mini Market Surya Jaya, Hj Putriana di Barugaiya dan Nasrum pemilik Pertashop Tahabira. Dan perlu kami ingatkan, jika ada oknum yang mencoba untuk main-main dengan harga maka kami tidak segan-segan untuk mengusulkan dan merekomondasikan kepada PT BPH Migas untuk segera dicabut izinnya. Siapapun dia dan tidak ada istilah kompromi.” ujarnya kesal.

 Mursalim menjelaskan,” Untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) di Selayar terbagi dua daerah. Khusus daratan Pulau Selayar yang meliputi enam (6) kecamatan yaitu Bontomate’ne, Buki, Bontomanai, Benteng, Bontoharu dan Bontosikuyu itu antara Rp 23.000 sampai Rp 24.000 per tabung. Sedangkan untuk wilayah kecamatan kepulauan yang terdiri dari Kecamatan Pasi’masunggu, Pasi’masunggu Timur, Taka Bonerate, Pasi’marannu dan Pasi’lambena sebagai kecamatan terjauh dan terluar yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dibagian timur dan utara serta Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bagian selatan dan timur, itu antara Rp 28.000 hingga Rp 28.500 per tabung. Sedikit memang ada perbedaan harga karena letak geografis dan jarak.” katanya.

 Akan tetapi kata Mursalim, jangan dengan alasan jarak dan biaya pengiriman yang tinggi menyebabkan harga melampaui dari harga eceran tertinggi. Apalagi sampai menembus angka Rp 50.000 per tabung. Itu sangat keterlaluan. Kami akui bahwa dalam beberapa pekan terakhir cuaca di Selayar agak ekstrem memang. Karena musim barat. Tapi tidak boleh juga dengan dalih ini dijadikan alasan untuk mencari keuntungan yang berlebihan dan membebani masyarakat.” ujarnya lagi.

  Olehnya itu lanjut Mursalim, begitu saya membaca berita dari media ini sebelumnya, saya langsung menelpon dan berkoordinasi para Camat yang ada di pulau. Dan mereka langsung turun mengecek dilapangan. Memang terjadi lonjakan harga tetapi hanya sampai diangka Rp 33.000 per tabung.” katanya.

  Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, jelasnya, kembali menegaskan akan terus mengawasi harga gas elpiji 3 kg. Demikian juga harga BBM. Dan jika tetap mendapatkan ada yang nakal maka Pemda akan menindak tegas pihak-pihak yang melanggar ketentuan HET.” kata Mursalim.

Salah seorang sub penyalur yang dikonfirmasi via selulernya sekitar pukul 12.40 Wita siang tadi mengakui jika dirinya cuma menjual seharga Rp 33.000 per tabung. Sedikit melampaui dari HET karena biaya pengangkutan yang tinggi. Sebab sewanya dari Benteng ibukota kabupaten ke Kalao Toa senilai Rp 5.000 per tabung. Apalagi Kalao Toa sudah berdekatan dengan Buton Selatan dan NTT. Kalaupun ada yang menjual diatas harga Rp 33.000, itu hanya penjual liar.” kata dia.

Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Latondu, H Ahmad menawarkan solusi agar Pemda memberikan kesempatan kepada warga setempat untuk menjadi pangkalan atau sub penyalur khusus di Taka Bonerate yang pulau-pulaunya terpisah dari ibukota kecamatan di Kayuadi. Seperti Latondu, Rajuni, Tarupa dan Pasi’tallu. Termasuk Desa Jinato. 

 Alasannya supaya ketika LPG dan BBM mengalami kelangkaan, warga tidak lagi harus ke Kayuadi membeli tabung dan BBM. Tetapi pihak agen yang ada di Kota Benteng sudah langsung mendistribusikan kepada sub penyalur atau pangkalan yang ada di 6 desa dalam kawasan TNLTB ini.” paparnya. (M. Daeng Siudjung Nyulle)

Berita sebelumyaKKN UINAM Alauddin Sosialisasi Pemahaman Pernikahan Dini di Kelurahan Kalabbirang Pangkep
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here