INSPIRASIMakassar.com, Jakarta – Teknologi informasi terus berkembang. Membaca informasi melalui layar digital misalnya komputer, tablet PC, atau smartphone memang lebih praktis. Tapi, cara membaca seperti itu juga punya pengaruh terhadap informasi yang diserap otak.
Studi yang dilakukan peneliti di Carnegie Mellon School of Computer Science mengungkapkan bahwa ada perbedaan dalam menyerap informasi dari teks yang dibaca di kertas atau layar digital. Dalam studi yang dilakukan, orang-orang yang membaca di layar komputer bisa memahami lebih baik suatu detail dari sebuah informasi.
Tapi, kemampuan mereka menyerap konsep abstrak tidak terlalu baik. Disebutkan salah satu peneliti, Geoff Kauffman, misalnya pada pelajaran sejarah, membaca di layar digital membuat seseorang lebih mudah mengingat tahun kejadian peristiwa atau nama tokoh. Tapi, mereka tidak terlalu bisa mengingat bagaimana suatu peristiwa itu terjadi.
“Belum diketahui pasti penyebabnya tapi studi sebelumnya juga menunjukkan orang lebih sulit melihat gambaran besar dari suatu informasi ketika mereka membacanya di perangkat elektronik, ketimbang di kertas,” tutur Kauffman, dikutip dari ABC News.
Untuk studi ini, Kauffman dan tim mengamati 300 orang dewasa muda yang diberi cerita pendek dan diminta menganalisis sebuah mobil, ketika informasi disediakan di layar komputer dan kertas. Setiap detail seperti interior mobil, nama orang, atau nama tempat lebih mudah diingat oleh orang yang membaca di layar komputer.
Sedangkan, latar belakang suatu peristiwa atau gambaran lebih lengkap sesuatu jauh lebih mudah dilakukan oleh orang yang membaca di kertas. Peneliti lain, Mary Flanagan yang juga profesor humaniora digital di Dartmouth mengatakan smartphone menjadi perangkat yang baik jika seseorang hendak mencari info yang cepat berupa fakta konkret seperti nama seseorang atau nama tempat. Tapi untuk mengingat konsep yang lebih besar, kertas menjadi medium yang lebih baik.
“Bagaimanapun ini penelitian kecil dan jika ingin meneliti pada populasi yang lebih besar, mesti berhati-hati. Memang diperlukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana media digital memengaruhi kita untuk saat ini dan jangka panjang,” kata Craig Stark, profesor neurobiologi di University of California yang tidak terlibat penelitian ini. (dtc)