Suasana Dialog Publik yang gelar oleh Sosiologi UNM, Kamis, 17/3/2016. (Foto : Humas Panitia Dialog Publik UNM)
Suasana Dialog Publik yang gelar Prodi Sosiologi FIS UNM, Kamis, 17/3/2016. (Foto : Humas Panitia Dialog Publik UNM)

Makassar – Aksi-aksi begal di Kota Metropolitan Makassar, semakin sering terjadi dengan korban warga masyarakat. Ada beberapa warga  jadi korban begal bahkan sampai ada yang meninggal dunia, belum lagi korban yang cacat seumur hidup.  Perilaku begal itu masuk dalam kategori kejahatan jalanan dan kekerasan sosial.

Demikian benang merah  lontaran pendapat Wakil Wali  Kota Makassar, Dr.Syamsul Rizal, M.Si dan anggota Mediasi Centre Kantor Gubernur Sulsel, Prof.Dr.Andi Agustang, M.Si selaku nara sumber pada Dialog Publik Menakar Kriminalitas Begal di Kota Makassar, Kamis 17 Maret di Gedung Finisi UNM. Dialog diselenggarakan mahasiswa S1 Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNM angkatan 2014 dengan moderator, Dr.Musdaliah Mustajab, M.Pd.

Nara sumber lainnya, Kabag Operasi Poltabes Makassar, Drs.Abd Azis dengan peserta ratusan mahasiswa dan dosen. Dialog dibuka secara resmi  oleh Dekan FIS UNM, Prof. Dr. Hasnawi Haris, M. Hum.

Awalnya, aksi begal di kalangan aparat pemerintah kota dianggap sebagai kriminalitas biasa  tetapi melihat aksi dan korban jiwa berjatuhan maka aksi begal sudah merupakan  kejahatan jalanan yang meresahkan warga kota, tandas Syamsul Rizal.

Pemerintah kota mengambil kebijakan dengan target 2019 akan terpasang 1000 CCTV pada semua gedung bertingkat 3 dengan koneksi alat tersebut dengan kantor Walikota Makassar. Alat perekam itu akan membantu aparat pemerintah  meminimalisasi aksi kejahatan, katanya.

Prof Andi Agustang menilai,  aksi begal yang terjadi belakangan ini semakin menakutkan dan mencekam warga kota. Korban berjatuhan, bahkan sampai ada yang meninggal. Hal ini menyebabkan penghuni kota ini merasa takut dan   keluar rumah di malam hari, tegas Ketua Prodi S3 Sosiologi PPs-UNM ini .

Aksi-aksi begal itu dalam pendekatan sosiologi masuk dalam kategori kekerasan sosial. Kenyataan demikian itu muncul dan berkembang di tengah masyarakat disebabkan kacaunya tatanan sosial selama ini, tandas profesor pertama alumni SMAN Mare, Bone ini.

Ketua Prodi S1 Sosiologi FIS UNM, Idham Irwansyah Idrus dalam sambutannya mengemukakan, mahasiswa sosiologi yang memprogramkan mata kuliah kriminologi telah melakukan penelitian tentang begal dengan mengunjungi Polsek di seluruh Kota Makassar. Kehadiran mahasiswa di lapangan sekaligus mendekatkan mereka dengan masalah-masalah sosial di tengah masyarakat, tandas Idham yang juga mahasiswa S3 Sosiologi PPs-UNM ini.

(Laporan Andi Sitti Hardianti, Mahasiswi KPI FDK UIN Alauddin Makassar)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here