lukis tanpa lengan

Jakarta –
Terlahir tanpa lengan tak membuat Mariusz Kedzierserhenti melukis dan meraih cita-citanya sebagai seorang seniman. Dengan semangat dan pantang menyerah. Kedzierski telah menghasilkan lebih dari 700 gambar setiap harinya.

Sketsa dan lukisan yang dihasilkannya lebih dari 15 jam pengerjaan. Sampai sekarang pun, dia mampu bepergian ke penjuru Eropa dan tetap mengembangkan kualitas serta kemampuannya melukis.

Lewat karya-karyanya, dia ingin menginspirasi siapa pun termasuk mereka yang terlahir difabel. “Saya ingi menjadi inspirator dan menunjukkan kepada mereka bahwa semua orang bisa menjadi pelukis,” katanya seperti tercantum di situs pribadinya, Selasa (2/2/2016).

Kedzierski kerap melukis di jalanan-jalanan kota. Seperti London, Paris, Berlin, Roma, Athena, dan kota-kota lainnya. Bakat seninya pun dimunculkan lewat karya potret beraliran hiperrealistik.

“Selama 7 tahun, saya berusaha untuk melukis setiap hari dan hampir 15.000 jam menghasilkan 700 gambar. Ini bukti saya bisa mencapai impian saya,” lanjutnya lagi.

Berkat kerja kerasnya, dia mendapatkan dua penghargaan. Salah satunya adalah ‘Best Global Artist’ di Wina pada tahun 2013. Kini, dia tengah berada di Sandefjord, Norwegia dan masih melukis di jalanan. (*)

BAGIKAN
Berita sebelumyaDanny Bicara Kemaritiman di KRI Banjarmasin – 592
Berita berikutnyaProf.Dr.dr.H.M.Alimin Maidin, M.Ph, Meraih Prestasi karena Memegang Teguh Pesan Orang Tua
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here