Watampone, Inspirasimakassar.id: Sebanyak 109 calon guru penggerak (CGP) ikut lokakarya 5 program guru penggerak (PGP) angkatan 10 di Kabupaten Bone. 109 Calon Guru Penggerak itu dikelompokkan dalam delapan kelas. Mereka didampingi 22 Pengajar Praktik (PP).
Kabag Umum Balai Besar Guru Penggerak Sulsel, Drs Harisman menghadiri kegiatan yang berlangsung di SMPN 1 Watampone, Sabtu (21/9/2024) itu. Hadir pula Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan Bone Hj Wahidah SPd MM, Kacabdin Pendidikan Sulsel, serta pendamping dari BBGP Sulsel.
Selain di Kabupaten Bone, lokakarya angkatan 5 Progra Guru Penggerak angkatan 10 berlangsung juga di 16 kabupaten / kota di Sulsel.
Lokakarya 5 bertema Kolaborasi dalam Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid ini berlangsung juga di Kabupaten Selayar, Sinjai, Bulukumba. Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Makassar, Barru, Pinrang, Sidenreng Rappang, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Total peserta lokakarya ke-5 sebanyak 1.362 CGP, 250 PP, 17 pendamping guru penggerak yang melaksanakan monitoring dan evaluasi lokakarya.
Kabag BBGP Sulsel Drs Harisman sebelum lokakarya berlangsung, berpesan kepada seluruh CGP agar menuntaskan tugas pada kegiatan yang sementara berlangsung.
“Mengenai kelanjutannya setelah menyelesaikan tugas tunggu perkembangan berikutinya,” kata Harisman.
Dia mengapresiasi kehadiran CGP sebagai guru hebat, karena tidak semua yang berminat menjadi guru penggerak lulus seleksi.
“Saudara-saudara sudah melewati beberapa tahan sebelum terpilih menjadi calon guru penggerak. Itu menunjukkan, kalian mampu,” kata Harisman.
Kendati demikian, Kabag BBGP Sulsel itu mengingatkan bahwa tidak sedikit pula yang menyampaikan koreksi terhadap keberadaan guru penggerak.
“Salah satunya mereka mempertanyakan kemampuan guru penggerak menjadi kepala sekolah,” kata Harisman mencontohkan kritikan terhadap keberadaan guru penggerak.
Berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari berbagai pihak, Harisman mengatakan, pesan pentingnya adalah jaga marwah calon guru penggerak dan guru penggerak.
Kepada Pengajar Peraktik yang mendampingi CGP, Harisman berpesan, jika ada CGP yang over jangan paksakan mereka lulus. Setelah menerima sejumlah masukan dari Kabag BBGP Sulawesi Selatan, peserta lokakarya memasuki kelas masing-masing bersama pengajar praktik.
Untuk mencairkan suasana dan membuat peserta lebih rileks mengawali kegiatan, pengajar praktik memandu melakukan ice breaking. Kemudian bagi kelompok diskusi.
Setelah itu, peserta berbagi cerita hasil aksi nyata di sekolah. Saling memberi umpan balik, dan membuat bahan presentasi diskusi kelompok. (rusdi)